News Ticker

image slider by WOWSlider.com v9.0

Anak Baru: Final

Gue ulangi lagi cerita dari awal agar kalian lebih ngerti alur jalan ceritanya. Bagi yang mau ikut event "Ngerayain Ultah" tanggal 28 Juni 2016, kalian bisa mulai hitung sejak kata awal di bawah gambar.


Saat itu, angin berhembus sepoy-sepoy. Dia merasa kesepian di panti asuhan di mana dia dititipkan di Surabaya. Mengingat, kini kedua orang tuanya kini telah tiada. Ayahnya telah meninggal, sedangkan ibunya entah kemana. Dia namanya Christian. Anak kelahiran Papua Barat yang selalu riang. Tetapi, entah kenapa saat dia dipindahkan ke Surabaya, dia menjadi pendiam. Entah apa yang ada di benaknya. Entah apa yang ia rasakan. Tak seorang pun yang dapat mengetahuinya.

Dia belum pernah merasakan kerasnya hidupnya di Surabaya. Sekaligus belum pernah melihat betapa megah dan indahnya daerah perkotaan. Mengingat, dia adalah orang pedalaman yang minim pengetahuan. Lihatlah, begitu mirisnya dia hidup di kota besar yang penuh akan teknologi.

Hidupnya tak beda jauh dengan semut yang terasingkan di hutan yang lebat. Sendiri, dan menyendiri. Ya, dia hidup bagaikan itu. Begitu mengenaskan.

Besok adalah hari pertamanya untuk bersekolah. Dia bersekolah di sekolah yang elitnya minta ampun. Syukur, orang tuanya yang sekarang mau membiayainya. Kalau tidak, dia bisa-bisa tidak sekolah untuk beberapa tahun. Mengingat kembali, orang tuanya tidak sekaya orang tuanya yang pertama.

Keesokan harinya, Christian mulai bersekolah. Suasana berbeda sangat kental ia rasakan di sini. Mungkin yang ada di pikirannya adalah, bagaimana ia bisa bersekolah di sekolah yang megah begini. Saat ia memasuki pintu gerbang, ia melihat 4 orang satpam yang berjaga di sana. Katanya dalam hati,

"Wah, banyak sekali penjaganya. Di sekolahku yang dulu tidak ada penjaga. Paling ya, cuma pesuruh yang disuruh jaga di sekolahku."

Di sekolah ini, dia tidak luput dari bully-an teman-teman sekelas, bahkan hampir satu sekolah, karena hanya dia satu-satunya murid yang berkulit hitam. Cara dialognya pun berbeda dengan teman-temannya. Dia adalah murid terbodoh di sekolah. Bisa jadi juga dia adalah murid yang paling menderita di sekolah itu.

Beda tempat, beda suasana. Beda sekolah, beda cara belajarnya. Dia harus beradaptasi dengan keadaannya sekarang, yang di mana menurutnya sama sekali tidak enak. Cara belajar yang berbeda, membuat dia harus memulai lagi dari nol. Termasuk nilai-nilainya. Nol, nol, nol, dan nol. Sedih, karena telah bersusah payah belajar, tapi tetap dapat nilai nol. Bahkan, dia pernah sampai pingsan karena belajar matematika, karena saking pusingnya dia.

Satu bulan kemudian...

Nilai-nilai Christian menunjukkan peningkatan drastis, terkecuali matematika. Matematika adalah titik kelemahannya. Nilainya tetap nol. Masih untung, nilai tugasnya selalu baik, karena dibantu oleh teman-temannya di panti asuhannya.

Sampai suatu saat, dia bertemu dengan teman yang benar-benar mengerti dia. Namanya, Reno. Reno asli orang Jombang. Dia juga bermigrasi sama halnya dengan Christian. Dia dengan sabar membimbing Christian sampai bisa pelajaran matematika. Di kala uang saku Christian habis, Reno yang membelikannya makanan dan minuman yang ia inginkan. Inilah yang disebut dengan sahabat sejati.

Nasib Reno juga tidak kalah miris dari Christian. Ayah dan ibunya telah bercerai. Sekarang ia ikut dengan neneknya yang sudah sangat tua karena di antara ayah dan ibunya tidak ada yang mau merawat Reno. Ya, itulah nasib sang Reno.

Keesokan harinya, pada saat Christian mau berangkat ke sekolah, dia mendapat surat. Surat itu diantarkan oleh penjaga panti asuhannya.

“Dek, ini ada surat.” Kata penjaga panti.
“Oh, iya terima kasih.” Jawab Christian dengan logatnya yang khas.

Dia langsung membuka surat itu, karena dibagian depan dari amplop surat tidak tertuliskan dari siapa surat itu. Ketika dia membuka surat itu, ia terkejut. Ternyata surat itu berasal dari ibunya yang ia tidak tahu keberadaannya. Isi surat itu adalah:

Ian,

Ian, bagaimana kabarmu di sana? Mama yakin pasti baik. Ian, ini mama nak. Ini mama yang sudah merawat kamu waktu kecil, mama yang melahirkan kamu, nak. Mungkin kamu sudah tidak ingat dengan mama, tapi mama tetap sayang sama kamu, meski kita jauh. Mama yakin, suatu saat kita akan dipertemukan, entah di mana dan entah kapan. Sekarang mama ada di suatu tempat, yang pasti kamu tidak tahu. Yang pasti, mama baik-baik saja di sini. Kamu jangan lupa belajar yang pintar ya, supaya kamu bisa jadi yang kamu inginkan.

Kamu baik-baik ya di sana. Mama yakin, kamu bisa menjadi seorang yang luar biasa. Jangan menyerah, karena masa depan yang cerah menantimu, nak.

Yang mencintai dan mengasihimu
Mama.

Christian tiba-tiba menangis. Dia serasa ingin mau kembali ke tempat asalnya dan ingin bertemu dengan mamanya. Dia mau mengungkapkan segala rasa kesalnya di sini, karena dia tidak punya teman curhat selain Reno. Tiba-tiba penjaga pantinya melihat dia menangis sendiri di depan panti. Sang penjaga panti itu langsung menghampiri Ian, dan bertanya

“Ian, kamu kenapa?”
“Oh, gapapa kok bun.”

Lalu ia langsung berangkat ke sekolah dan ia tetap memegang surat itu di tangannya. Dia memegangnya erat-erat dan ketika sampai di sekolah pun surat itu tetap ia pegang. Pada waktu pelajaranpun tetap ia pegang. Sampai pada saat pelajaran IPS, guru IPS bertanya kepadanya,

“Ian, itu apa yang kamu pegang terus?”
“Oh, ini surat bu, surat dari mama.”
“Kalau gitu masukkan ke tas, sekarang konsentrasi ke pelajaran.”
“Iya bu.”

Ia pun kembali mengikuti pelajaran IPS. Tetapi, masih ada dalam pikirannya, di mana sebetulnya mama Ian itu berada.

Waktu terus berjalan, hingga 30 tahun kemudian, apa yang mamanya katakan kepadanya sungguh terjadi. Ia menjadi seseorang yang sukses. Ia sudah keliling luar negeri berkali-kali, bahkan seluruh dunia ia sudah jelajahi. Sampai pada suatu saat, ia teringat akan surat dari mamanya dan ia berpikiran untuk kembali ke tempat asalnya, Papua Barat. Ia pun bergegas memesan sebuah tiket pesawat untuk menuju ke Papua Barat. Ia pun mendapatkan jam penerbangan minggu depan.

Satu minggu kemudian...

Jam 3 pagi ia sudah terbangunkan. Ia tak bisa tidur malam itu. Perasaan cemas menghantuinya malam itu. Ia memiliki firasat buruk terhadap ibunya. Ia pun bangun, bergegas mandi, dan menyiapkan segala sesuatu. Saat ia menyiapkan baju, ia menemukan sepucuk kertas. Ya, sepucuk kertas. Ia pun melihat kertas itu dan betapa terkejutnya ia kertas dari ibunya 30 tahun lalu masih utuh tak bernoda. Seperti kertas yang baru ditulis. Ia pun membacanya sekali lagi, dan ia mulai mencurigai sebuah kalimat di selembar surat itu, yang berbunyi, “Sekarang mama ada di suatu tempat, yang pasti kamu tidak tahu.” Dia pun mulai membacanya berulang-ulang dan mulai mencerna apa yang dimaksud ibunya dalam kalimat itu.

Sampai pada pukul 4 pagi, ia dipanggil oleh body guard sekaligus sopirnya untuk menuju ke bandara secepatnya. Seperti ini katanya,

“Maaf, pak. Kita harus menuju ke bandara sekarang secepatnya.”
“Oh, baik.” Jawabnya.

Ia pun langsung bergegas menuju ke mobilnya, sambil membawa barang-barang bawaannya untuk dibawa ke Papua Barat. Banyak sekali oleh-oleh khas Surabaya yang akan ia berikan kepada ibunya di Papua Barat.

Setelah satu jam perjalanan, ia sampai di bandara, dan segera mengikuti seluruh prosedur yang ada sebelum menaiki pesawat. Setelah mengikuti semua prosedur yang ada, ia diperbolehkan untuk menuju ke pesawat dan ia pun mengikuti perjalanan kembali dengan pesawat menuju ke Papua Barat. Perasaan cemas masih ada dalam benak Ian.

Sesampainya menuju ke Papua Barat, ia langsung menuju rumah kediamannya dulu, dan hasilnya nol. Tetangganya mengatakan bahwa ibu dari Christian sudah pindah sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu. Iya pun menanyakan di mana ibunya pindah alamat di mana. Tetangganya pun menjawab kira-kira di suatu tempat di ujung timur Papua Barat. Ia pun bergegas menuju ke tempat tersebut.

Sesampainya di sana, ia mencari rumah yang tetangganya sebutkan tadi. Lalu ia menemukan rumah itu. Rumah itu kosong, tak berpenghuni, dan tak terawat. Bagian atapnya mulai roboh dan dinding banyak yang retak, bahkan sampai ada yang roboh. Ia pun menanyakan kembali kepada tetangga-tetangga yang ada di sana.

“Permisi bu, apakah rumah ini rumah Ibu Hayati?” Tanya dia, ibu Hayati adalah nama dari ibu kandungnya.
“Oh, Ibu Hayatinya sudah meninggal sejak 30 tahun yang lalu, dek.” Jawab ibu tetannga.

Langsung pada saat itu, ia langsung menangis di hadapan ibu tetangga tersebut, dan mengalirkan deras air mata. Ia tak menyangka bahwa ibunya sudah pulang secepat itu. Ternyata, ibunya meninggal karena sakit tumor ganas yang ada di otak dan diabetes yang sudah sangat parah. Ia tak menyangka pula bahwa surat yang ibunya kirim 30 tahun lalu merupakan percakapan terakhir ia dengan ibunya. Ia pun belum mengerti jelas tentang penyakit ibunya, dan ia pun tidak mengetahui dengan jelas kenapa ibunya meninggalkan dia sendirian di Surabaya.

Inti dari cerita ini adalah hargai dan hormati orang tua yang berusaha melahirkan dan membesarkanmu. Jangan membantah apabila ada keputusan dari orang tua yang tidak dapat kita terima, karena orang tua tahu yang terbaik bagi anak-anaknya.

- - -

Event 28 Juni 2016 "NGERAYAIN ULTAH" (UPDATE 5 FINAL)
Terima kasih ya sudah baca post "Anak Baru: Final" ini. Post ini bisa mendatangkan kalian keuntungan loh, yaitu dengan mengikuti event "Ngerayain Ultah michaeldavidj.blogspot.com" dengan hadiah kalian bisa ngiklan apa aja, sekali lagi APA AJA di blog ini selama SETENGAH TAHUN! Serius. Berikut cara-caranya.


1. Hitung huruf U, L, T, A, dan H di posting "Anak Baru: Final" ini, boleh menggunakan Microsoft Word, dengan cara copy paste dari kata saat itu (kalimat awal) sampai terbaik bagi anak-anaknya (kalimat terakhir) di Word kalian. Terus tekan tombol Ctrl + F dan akan muncul kotak dialog Find/Search. Ketik huruf pertama yaitu U dan tekan enter maka akan ada hasil resultnya. Lakukan hal yang sama pada huruf L, T, A, dan H.


2. Event ini bakal dimulai sejak post "Anak Baru: Final" dipublikasikan sampai tanggal 27 Juni pukul 23.59 WIB.

3. Isi hasil jawabanmu di Google Form ini: bit.ly/ngerayainultah

Untuk memudahkan kalian untuk memberikan jawaban, kalian bisa langsung kontak ke gua, misalnya kalo kalian punya kontak BBM gua bisa langsung chat pribadi ke BBM gua,

4. Jika ada yang memenangkan, pemenang akan diumumkan tanggal 28 Juni 2016 pukul 10.00 pada posting "Second Anniversary: Ngerayain Ultah" dan akan dikontak langsung tanggal 29 Juni 2016 oleh Mike untuk step selanjutnya,

5. Jika pemenang tidak mengkonfirmasi 1x72 jam, maka kesempatan dianggap hangus.

6. Maksimal jumlah pemenang adalah 3 orang.

Jadi, itu cara buat menang. Enam poin di atas mungkin bisa berubah tanpa pemberitahuan yang luas. Makanya, stay tuned aja di blog ini. Gampang kan, ga usah follow-follow akunnya Mike. Hahaha.

Hope you can join this event!

Komen dong h3h3h3h3

6 Komentar

  1. Kalo udah cerita tentang orang tua, pasti ngena ke hati. Jujur, gue masih ngerasa belum ngehargain dan ngehormatin orang tua, masih suka berantem dan ngelawan gara-gara hal sepele. Tapi setelah baca ini, hati gue jadi lebih peka untuk orang tua. Thanks bro, ceritanya bagus. :'D

    BalasHapus
  2. Dalem abis bro.. Malam minggu tanpa pacar itu biasa, tapi hari ibu tanpa ibu itu ironis banget. #JevonBijak2016

    BalasHapus
  3. Pantes disurat itu emaknya bilang, "Emak ada di suatu tempat yang pasti kamu gak tau"
    Ternyata tempat yang di maksud adalah surga. Hmm, syudah kuduga

    BalasHapus
  4. Bagus ceritanya :) Jadi ngerasa harus lebih menghargai waktu bersama ibu :)

    BalasHapus

*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.