Tepat hari ini, 89 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia mengikrarkan sumpahnya demi bangsa dan negara kita yang tercinta, Indonesia. Mereka mengungkapkan rasa cintanya terhadap bangsa ini dengan sumpahnya untuk terus dan tetap mencintai dan menjunjung Indonesia. Ini merupakan akibat dari timbulnya tekanan-tekanan Belanda saat menjajah kita. Para pemuda kebanggaan bangsa saat itu tidak hanya tinggal diam. Mereka mengikrarkan sebuah sumpah yang dikenal sampai sekarang dengan nama Sumpah Pemuda. Tujuannya agar para masyarakat dan para pemuda Indonesia yang lain tidak patah semangat dan terus memiliki rasa cinta terhadap bangsa dan negaranya di kala tekanan Belanda yang begitu kuatnya.
Sumpah Pemuda lebih saya artikan sebagai komitmen para pemuda untuk mencintai dan membangun bangsa ini. Mengapa? Karena, dengan komitmen, segala cita-cita dapat kita capai dan raih. Termasuk cita-cita agar bangsa Indonesia menjadi bangsa terdepan.
Sumpah Pemuda lebih saya artikan sebagai komitmen para pemuda untuk mencintai dan membangun bangsa ini. Mengapa? Karena, dengan komitmen, segala cita-cita dapat kita capai dan raih. Termasuk cita-cita agar bangsa Indonesia menjadi bangsa terdepan.
Awalnya, Sumpah Pemuda ini dijunjung tinggi. Tapi, sepenglihatan dan sepengamatan saya, Sumpah Pemuda ini terus tergerus akan kemajuan jaman. Arus globalisasi yang begitu kuat nan tak terbendung ini membuat kebanyakan para pemuda Indonesia lupa akan Sumpah Pemuda. Sekali lagi, kebanyakan--tidak semua. Apa buktinya? Mari kita bahas.
1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Butir ini menjelaskan tentang kecintaan para pemuda terhadap tanah air Indonesia. Wujudnya apa? Ya dengan bangga tinggal di Indonesia, bangga menjadi warga negara Indonesia. Banyak orang Indonesia yang lebih membanggakan negara lain. Banyak orang Indonesia yang melebih-lebihkan negara lain. Yang katanya hidup di negara lain lebih baik, sementara di Indonesia gini-gini aja dan lain sebagainya. Ini gak bener. Ini merupakan sebuah kebiasaan yang gak baik. Meninggi-ninggikan negara orang, merendah-rendahkan negara sendiri.
Kalau memang kenyataan, bagaimana?
Oke, kalau memang itu kenyataan, bukan berarti kita mengumbar-umbarnya kan? Mengingat tidak ada negara yang sempurna--bahkan negara sekelas Amerika Serikat pun masih terdapat banyak kekurangan. Boleh mengungkapkan apa yang kita rasakan di Indonesia, baik enak maupun tidak enaknya. Tapi, caranya harus bener. Tidak mengembor-ngemborkannya pada media dengan kata-kata judging. Kita semua sedang berproses, berproses menjadi bangsa yang lebih baik. Kita sedang menuju ke satu tempat yang dinamakan "bangsa terbaik di dunia".
Makna lain tentang butir ini adalah pengorbanan (bela negara) cuma-cuma nan ikhlas untuk bangsa dan negara. UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1 jelas mengatakan bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara". Membela negara bukan berarti kita harus ikut TNI, tembak-tembakan, perang. dan lain sebagainya. Membela negara bisa dilakukan dengan cara apapun, bisa sesuai profesi. Misal, saya sebagai pelajar, maka upaya bela negara yang saya lakukan adalah dengan belajar dengan giat, agar kelak harapannya nama Indonesia akan lebih harum melalui saya. Jika Anda adalah seorang guru, mengabdilah dengan profesi itu. Pengabdian itu juga merupakan upaya bela negara. Dengan mengabdi menjadi guru, Anda sudah mempersiapkan generasi penerus kebanggaan bangsa ini agar siap masuk dan berperan di dunia yang lebih luas, yang pasti untuk mengharumkan nama bangsa.
Meskipun demikian, masih banyak masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda yang lebih memilih untuk 'berdiam diri' tanpa melakukan apapun. Atau dengan kata lain, nganggur. Ayo yang masih pengangguran, cari pekerjaan yang cocok. Jangan malas. Ayo sama-sama kita bangun negara kita yang tercinta ini.
Buat yang masih belum sepenuh hati dalam tugas-tugasnya, ayo mulai sekarang mulai belajar untuk memberikan sepenuh hati kita untuk apa yang kita lakukan. Buat para pelajar yang males-malesan belajar, ayo mulai sekarang belajar untuk rajin. Buat semua pekerja di bidang apapun itu, jangan males-malesan juga. Mari kita bangun bangsa ini menjadi yang terdepan.
Toh semuanya ini kita lakukan agar kita semua bisa menjadi 'tuan rumah' di rumah sendiri. Jangan sampai nanti pada saatnya malah orang luar yang berkuasa di sini.
2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Butir ini dapat ditafsirkan sebagai penjunjungan terhadap persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan harus dan sangat-amat wajib untuk dijunjung di negara ini. Tidak boleh ada alasan untuk tidak menjunjung persatuan dan kesatuan. Mengapa? Karena sebenarnya kekuatan terbesar kita ada pada persatuan dan kesatuan. Jadi, kalau persatuan dan kesatuan tidak kita junjung tinggi, maka bisa saja kita menjadi bangsa yang hancur sampai berkeping-keping.
Butir ini mengajak kita untuk bersahabat dengan semua orang, tanpa melihat latar belakang SARA. Mengingat, kita semua ini satu, Indonesia. Tidak boleh ada deskriminasi di antara kita.
Pada jaman sekarang, banyak sekali isu-isu perpecahan yang terjadi--dan ini yang saya sesalkan. Banyak isu SARA yang bertebaran saat ini. Keadaan bertambah parah dengan banyaknya berita-berita HOAX yang berterbangan di dunia maya. Saya yakin, ini pasti ada kepentingan tersendiri sampai-sampai isu SARA yang dipakai. Yang pasti di sini saya tidak mau berspekulasi kepentingan apa yang dimaksud. Kita semua sedang diganggu stabilitas persatuan kita. Jangan sampai kita jatuh dalam melewati masalah ini. Bisa jadi sangat memalukan kalau kita gagal mengatasi masalah ini.
Para pemuda, jangan engkau terbawa dengan masalah-masalah seperti ini. Ingatlah, kalian ini milik Indonesia, bukan milik segelintir orang dengan tujuan yang tidak baik. Yang sudah mulai terbawa, ayo segera keluar dari jalurmu. Bisa bahaya kalau kamu terus terbawa arus yang salah, mengingat kamu adalah pemuda harapan bangsa. Biar kita menjadi bangsa yang satu, benar-benar satu.
3. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Butir ini dapat diartikan sebagai rasa kecintaan para pemuda Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Kita para pemuda harus bangga dan terus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kita. Kita wajib bangga dengan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia memiliki keragaman bahasa yang luar biasa indah dan melimpah.
Pada jaman sekarang, banyak pemuda-pemuda yang lebih memilih menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, contohnya bahasa Inggris. Katanya biar lebih keren dan kelihatan 'wow'. Ini tidak baik. Kita harus tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai yang utama dibanding dengan bahasa lain.
Saya mengatakan ini bukan berarti tidak boleh belajar dan menggunakan bahasa lain. Mempelajari dan menggunakan bahasa lain juga penting. Tapi, jangan melupakan bahasa Indonesia. Gampangannya, jangan melupakan bahasa 'induk'mu. Tetaplah gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Karena, dengan demikian, kita sudah mengungkapkan rasa cinta kita terhadap bangsa ini. Jangan sampai dunia luar melihat kita tidak menghargai bahasa sendiri.
Saya membuat posting ini bukan untuk mencari kelemahan bangsa sendiri. Tapi, biarlah dengan postingan ini kita dapat mengintrospeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik--terlebih menjadi bangsa yang lebih baik. Biar banyak pemuda dan masyarakat Indonesia tersadarkan dengan postingan saya ini.
Sebenarnya, 3 butir Sumpah Pemuda di atas penafsirannya sangat luas, tapi cukup sampai di sini saya menjelaskannya. Jangan sampai kita lupa dengan Sumpah Pemuda. Jangan sampai kita melanggar sumpah/komitmen yang sudah kita buat. Jadilah pribadi yang lebih baik, jadilah pribadi yang mengamalkan Sumpah Pemuda, demi bangsa dan negara!
0 Komentar
*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.