Mohon maap bapak-bapak, ibu-ibu, kakak-kakak, adik-adik, minggu lalu ga sempet buat posting. Karena apa? Yuk simak selengkapnya! *ciyailah :v.
Beberapa minggu ini adalah minggu-minggu di mana gue hanya dapet waktu istirahat rata-rata 1 jam per harinya. Gue bener-bener capek. Deadline merajalela, dari yang masalah sekolah sampe non-sekolah, dari yang penting sampe ga penting. Tapi yang cukup menyita waktu ya tugas sekolah.
Kurikulum 2013 (atau yang sering disingkat jadi 'Kurtilas') revisi menuntut para murid untuk mantap di akademik maupun akhlak. Oleh karena itu, penilaian yang dikasi juga buanyak pake puol. Jadi, otomatis para murid juga dikasi tugas yang setumpuk.
Ada 2 kritikan pada Kurtilas. Perlu dicatat, ini yang gue rasakan, dan ini adalah opini/pendapat gue. Hargai pendapat orang lain, JANGAN MEMBATASINYA. Jangan hidup di Indonesia kalau tidak bisa menerima pendapat orang lain!
Pertama, tugas yang diberikan menuntut kita untuk terus berosialisasi dengan 'dunia luar', sehingga kadang kita lupa waktu dengan keluarga. Waktu buat keluarga, seakan makin sirna seiring Kurtilas yang terus direvisi.
*kan hari Sabtu bisa, Mike. Toh Sabtu kamu ya libur?*
Libur? Salah besar! Karena saking banyaknya tugas yang diberikan, jadi waktu untuk libur di hari Sabtu-pun jadi korban. Mau ga mau, suka ga suka, gue harus ngerjain tugas yang setumpuk itu di malam minggujones.
Gue pernah, untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup gue, gue ngedit video kebut semalam sampe jam 1 pagi. Kebayang kan, rasanya harus natap laptop sampe jam 1 pagi?
Kedua, sorry to say, gue merasa termata-matai. Kenapa? Ada satu peraturan kalau guru-guru bisa menilai perilaku muridnya di luar sekolah. Jadi, kalau kita ketemu guru, terus ga nyapa atau minimum senyumin dia, siap-siap aja nilai sikap lo.
Jujur, gue sangat keberatan dengan aturan ini. Bukan karena gue liar di luaran ya, tapi gue merasa semua hal yang di luar jam sekolah bukanlah hak guru untuk memantau, tapi orang tua. Tentu ini bisa saja buat para orang tua lepas tanggung jawab loh sama anak-anaknya. Terus, terkadang gue bisa jadi seorang (yang bisa dibilang) ketua dari sebuah 'organisasi' yang menuntut gue bisa tegas kepada siapapun yang ada di bawah gue--bahkan kepada orang yang lebih tua sekalipun. Nah, kalau guru gue tiba-tiba liat gue, terus nganggap gue kurang ajar, gimana coba nilai sikap gue?
Udah segitu aja lah, esmosi gue :v.
Gimana pendapat kalian wahai para pelajar Indonesia? Komen di bawah, jangan sungkan ngungkapin apa yang ada di batin. Siapa tau ada yang baca dari pihak yang bersangkutan. Itung-itung aspirasi bisa didenger dengan cepat. YE KHAN?
Ada 2 kritikan pada Kurtilas. Perlu dicatat, ini yang gue rasakan, dan ini adalah opini/pendapat gue. Hargai pendapat orang lain, JANGAN MEMBATASINYA. Jangan hidup di Indonesia kalau tidak bisa menerima pendapat orang lain!
Pertama, tugas yang diberikan menuntut kita untuk terus berosialisasi dengan 'dunia luar', sehingga kadang kita lupa waktu dengan keluarga. Waktu buat keluarga, seakan makin sirna seiring Kurtilas yang terus direvisi.
*kan hari Sabtu bisa, Mike. Toh Sabtu kamu ya libur?*
Libur? Salah besar! Karena saking banyaknya tugas yang diberikan, jadi waktu untuk libur di hari Sabtu-pun jadi korban. Mau ga mau, suka ga suka, gue harus ngerjain tugas yang setumpuk itu di malam minggu
Gue pernah, untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup gue, gue ngedit video kebut semalam sampe jam 1 pagi. Kebayang kan, rasanya harus natap laptop sampe jam 1 pagi?
Kedua, sorry to say, gue merasa termata-matai. Kenapa? Ada satu peraturan kalau guru-guru bisa menilai perilaku muridnya di luar sekolah. Jadi, kalau kita ketemu guru, terus ga nyapa atau minimum senyumin dia, siap-siap aja nilai sikap lo.
Jujur, gue sangat keberatan dengan aturan ini. Bukan karena gue liar di luaran ya, tapi gue merasa semua hal yang di luar jam sekolah bukanlah hak guru untuk memantau, tapi orang tua. Tentu ini bisa saja buat para orang tua lepas tanggung jawab loh sama anak-anaknya. Terus, terkadang gue bisa jadi seorang (yang bisa dibilang) ketua dari sebuah 'organisasi' yang menuntut gue bisa tegas kepada siapapun yang ada di bawah gue--bahkan kepada orang yang lebih tua sekalipun. Nah, kalau guru gue tiba-tiba liat gue, terus nganggap gue kurang ajar, gimana coba nilai sikap gue?
Udah segitu aja lah, esmosi gue :v.
Gimana pendapat kalian wahai para pelajar Indonesia? Komen di bawah, jangan sungkan ngungkapin apa yang ada di batin. Siapa tau ada yang baca dari pihak yang bersangkutan. Itung-itung aspirasi bisa didenger dengan cepat. YE KHAN?
6 Komentar
Ya ampun, kamu kasihan sekali nak. Jaman om mah jaman ngerjain semua tugas di sekolah. Cukup berangkat pagi, nanti tau-tau PR selesai, wkwkwkwk
BalasHapusItu namanya 'sulapan' ya om :v
Hapussabar ya dede,, semua juga sudah aada aturannyaa,, gapapap sebenernya kalau guru memperhatikan di luar jam sekolah, walaupun sebenarnya sudah tanggung jawab orangtua yaa.. Pokoknya kta ambil aja hikmah dan pesan positif dari hal ini,, semangat
BalasHapusIya juga sih ya.. tapi entah kenapa kayak merasa terikat aja.. :D
HapusZaman aku sekolah dulu, pulang sekolah sekitar jam 2-an, setelah itu bebas mau ngapain. Berorganisasi, mengikuti ekstrakulikuler, "bersemedi" di sekolah dan pulangnya pas maghrib, atau bahkan pulang ke rumah dan balik lagi ke sekolah di esok paginya. Tugas? Bener kata om di atas, ngerjainnya di sekolah, wkwk.
BalasHapusBersemedi? Bentar bentar.. =))
HapusTernyata banyak makhluk sejenis om di atas yaaaaa #becanda ommm :D
*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.