News Ticker

image slider by WOWSlider.com v9.0

Diary Terakhir Sang Survivor (Fiksi)


Jakarta, 17 Februari 2004

Dear diary...

Hari ini, di rumah sakit ini, aku masih berbaring. Aku hanya bisa menulis di buku diary-ku yang satu ini. Tak ada yang menemaniku hari ini. Sepi sekali. Diriku terasa sangat hampa. Sungguh hampa. Orang-orang terkasihku sudah meninggalkanku sendirian di ruangan yang dingin nan pengap ini.

Kanker yang kuderita ini tak kunjung tidur. Dia memelukku setiap saat sampai aku tak berdaya. Dia tak mau melepaskanku. Dia terlihat sangat mesra, namun sangat mematikan.

Pelukannya sudah bukan terasa sebagai pelukan kembali, tetapi sudah seperti ular yang melilit badanku. Meskipun susah untuk melepaskan diri darinya, namun aku akan terus berjuang, karena aku tahu, aku pasti bisa; meskipun aku berjuang sendirian.

Saat aku melihat kembali kehidupanku yang di belakang, aku menyadari, begitu indahnya hidupku ini. Entah dengan kalimat apa aku harus bersyukur dengan hidupku selama ini. Banyak kejadian-kejadian yang membekas dalam hidupku. Dari hadiah ulang tahun pertama saat aku kecil, sampai hadiah natal terakhir yang diberikan paman padaku. Semuanya itu takkan aku lupakan, selamanya.

Aku tak tahu, kapan penyakit ini akan melilitku lebih erat lagi. Namun, yang pasti, aku tak akan menyerah. Aku tak akan berhenti melawannya, sampai tenagaku benar-benar habis.

Saat aku menulis ini, banyak orang yang sedang bersenang-senang di luar. Aku hanyalah buangan di sini. Tak ada yang mengunjungiku. Keluargaku pun meninggalkanku. Aku dianggap menyusahkan mereka. Aku menyadari, aku hanya bisa menambah beban mereka. Maka, jika ada keluargaku yang membaca tulisan ini, aku hanya mau mengatakan, aku mencintaimu dan memaafkanmu.

Aku tak tahu, kapan jiwaku ini akan berhenti di tempat pemberhentian itu. Namun, rasanya ini terasa sangat amat dekat. Pemberhentian itu terasa sangat dekat dan semakin dekat. Aku berharap ini hanya pikiranku saja, karena aku masih mau menikmati hidup di dunia ini; meskipun aku sendirian.

Aku hendak berterima kasih pada semua yang sudah mengasihiku sampai sekarang. Tak bisa aku membalas kasih kalian padaku. Terima kasih buat para dokter yang sudah dengan susah payah untuk membantuku melepaskan lilitan penyakit mematikan ini.

Kalau seandainya halaman ini adalah halaman terakhir dalam diary-ku, ijinkan aku mengucapkan sampai jumpa dan sampai bertemu di tempat pemberhentian itu.

Komen dong h3h3h3h3

0 Komentar