Oke, sebelum klean muntah, kita langsung aja masuk ke bahasannya :v
Oke, sebelumnya, postingan ini bukan ngebahas ai-ai Pasar Atom yagesya *barangkali ada yang mikirnya sampe sana AKOWKOWKOWKO.
Fenomena AI a.k.a. Artificial Intelligence a.k.a. kecerdasan buatan memang lagi booming parah dan berkembang secara luar biasa edan. Aku cukup ngikutin fenomena AI ini sejak awal kemunculan ChatGPT, pas dia masih bego-begonya :v. Sebenernya cukup ga kaget, karena kan Google kan uda bisa diajak omong dan diperintah dari dulu, jadi kayak no surprise sih buat aku. Ya, itung-itung ada temen halu lagi satu kalo pas lagi kesepian lah ya. AOWKOKOWOKWOW.
Waktu terus berjalan, dan hanya selang dua-tiga tahun, buset, sekarang bisa sepinter itu gaes. Yang paling aku perhatiin adalah kemampuan mereka dalam nge-generate gambar. Dulu, kacau banget hasil gambar mereka.
"A stop sign flying in blue skies", alignDRAW (2015) Sumber gambar: https://x.com/halecar2/status/1752219749633638812 |
Dan sekarang...
MINDBLOWING PARAAHHH!!! 🤯🤯🤯
Dan akhir-akhir ini, OpenAI, uda ngeluarin satu tool AI lagi buat bikin footage video, yaitu Sora. Sepertinya belum dibuka untuk publik sampe postingan ini naik, tapi demo-nya cukup menjanjikan sih.
Di setiap kedatangan teknologi, pasti ada yang pro dan ada yang kontra. Dengan adanya AI ini, banyak yang terbantu, tapi banyak juga yang merasa dirugikan. Sebenernya kejadian kek gini uda pernah terjadi di masa lalu, yaitu pas hadirnya teknologi kamera di tengah booming-nya lukisan portrait. Aku ga usa jelasin tentang ini, klean bisa tanya ama mbah Google. Aku bukan ahli sejarah, ntar kalo aku yang jelasin ntar malah sesad. Aowkwkookw.
Dari sepengamatanku, yang merasa dirugikan adalah dari kalangan artist alias pekerja seni, di mana mereka ya simply ketemu saingan baru, dan saingan mereka literally 'benda halus' yang ga keliatan wujudnya dan berpotensi buat ngambil mata pencaharian mereka. Selain itu, salah satu hal yang bikin mereka ngamok sama AI adalah karya-karya mereka yang dibuat untuk men-train AI tanpa sepengetahuan dan seijin mereka. Sebenernya aku cukup paham sih kenapa mereka sampe marah dan berujung ngeboikot platform-platform AI. Tapi, aku punya pandangan yang cukup berbeda dengan mereka, meskipun aku juga berada di dalam 'kapal' yang sama dengan mereka *iya tauuu kalo desainer itu beda sama artist, tapi field kerjaan kita ga jauh beda lah yaaa.
Untuk men-train AI, diperlukan sample sebanyak mungkin biar AI-nya bisa pinter. Ibarat manusia, seorang desainer bisa jadi jago kalo mereka sering-sering liat desain-desain yang bagus. Sebenernya konsep ini sama antara AI dan manusia. Di atas muka bumi ini, ga ada yang namanya 100% pure ide diri sendiri, apapun itu bidangnya, termasuk di dunia seni dan desain. Secara sadar ga sadar, apapun yang kita buat, apapun yang kita desain, pasti dipengaruhi banyak atau sedikit dari apapun yang pernah kita lihat dan pelajari.
Ini yang membuat aku ya.. biasa aja sih kalau ternyata tiba-tiba karyaku ada di database training AI. Memang bener, setiap karya yang kita buat itu ada hak ciptanya, tapi untuk urusan style, itu ga bisa di-hak cipta-kan (aku pernah baca masalah ini, cuman lupa di mana. kalo pernyataan ini salah, pls correct me di kolom komen ya ges). Maksudnya gini, penemu style retro tidak bisa mendapat hak cipta atas style tersebut, tapi bisa mendapat hak cipta atas karya yang ia buat. Atau lebih gampangnya (aku ga tau sih ini contoh bisa masuk ato ga, tapi semoga bisa bikin paham :v), Disney punya Mickey Mouse dan Disney bisa mendapat hak cipta atas karakter Mickey Mouse, tapi ga bisa mendapat hak cipta atas karakter tikus. Production house lain boleh ngebuat karakter animasi tikus, tapi tidak boleh membuat yang sama dengan Mickey Mouse.
Mumet? Sama, aku juga mumet. :'(((
Yang aku percaya, semua teknologi hadir itu tujuan awalnya untuk mempermudah hidup manusia. Tinggal gimana manusia mau nanggepinnya. Masa iya waktu dulu pertama kali pisau ditemukan, langsung di-judge habis-habisan karena pisau itu membahayakan nyawa, padahal di satu sisi, pisau itu bisa berguna buat masak-memasak?
Sama kayak kehadiran AI ini. Mau kontra sehebat apapun, teknologi ini ga akan terbendung, karena emang banyak banget orang yang terbantu dengan kehadirannya. Tinggal gimana kita nanggepinnya. Apakah kita pasrah ditindas sama AI, atau kita akan cari cara supaya AI bisa jadi partner kita atau bahkan bisa jadi babu kita.
Yang aku percaya, di masa depan, profesi artist dan desainer akan ngalamin pergeseran yang luar biasa hebat dikarenakan hadirnya AI ini--dan ini ga bisa kita hentikan atau hindari. Pilihannya cuma dua, embrace atau 'mati' di tengah jalan. Kalo aku sih bakalan aku rangkul yah, karena, ya memang kerjaanku banyak sekali terbantu dengan AI. Kalau mau cari gambar yang aga unik, ga perlu lagi susah-susah cari di internet, tinggal masukin prompt aja dan tadaaaa, jadi deh. Lebih ke efisiensi waktu sih. Meskipun pada akhirnya, ide itu tetep di kita, ga bisa 100% ngandelin AI. Misalnya kayak desain poster, aku memang akan lebih prefer untuk manually bikin itu dari 0 karena memang aku ga mau sense of design-ku ilang. Aku akan pakai AI untuk elemen-elemen desain tertentu yang memang susah untuk dibuat atau ga nemu di assets provider. Lagi-lagi, time efficient.
Aku ngerasain sebegitu berdampaknya AI terhadap efisiensi waktu karena kerjaanku yang menuntut aku untuk bikin enam sampai tujuh desain hanya di tiga hari kerja (iya, deadline-nya cuman 3 hari aowkowkkw), dan itu belum kerjaan lain yang non-desain. Makanya, AI bener-bener ngebantu kerjaanku selama ini.
Aku ga bisa memaksa kalian yang punya pandangan yang berbeda sama aku, karena setiap orang memang berhak punya pandangannya masing-masing. Cuman mau ngingetin, kayak-kayaknya nih, fenomena AI ini ga akan bisa terbendung. Sekali lagi, pilihannya cuma dua, rangkul atau 'mati' dan cari profesi lain.
Gimana pendapat kalian mengenai hadirnya AI? Mau tau dongggg gimana di pandangan klean. Silahkan tulis di kolom komentar, mari kita baku hantam berdiskusi di sana. :D
7 Komentar
Setujuuuu. Yg begini mah ga akan mungkin kita musuhi. Yg ada juga ntr kitanya yg mati. Dalam business pun, kita yg harus ikutin zaman, bukan zaman ngikutin kita. Kalo udh zamannya pake qris, ya kali toko kita ga mau pake hanya Krn LBH suka cash. Ditinggal pelanggan kalo begitu.
BalasHapusBos ku dulu juga pernah bilang. AI dan teknologi udh makin jago. Dunia banking lama2 ga banyak staffnya. Tp yg AI ga bisa gantikan adalah sisi human yg bisa membuat nasabah merasa dimanusiakan.
JD kerja di dunia service ya aku hrs tahu cara membuat nasabah bisa terkesan dengan caraku men- serve mereka.
Selain desain, AI juga sebenarnya banyak membantu terutama buat blogger. Kalo dulu harus nyewa konten writer agar website banyak artikel, sekarang tinggal pakai chat gpt atau sejenisnya sudah bisa buat artikel dalam hitungan menit
BalasHapusApa iya? Wah aku ketinggalan nih...
HapusMau tak mau kita harus menyesuaikan dengan kemajuan zaman ya, klo gak ya tergerus dan terpinggirkan.
BalasHapusAI memang luar biasa, codingpun sekarang menjadi lebih mudah
BalasHapusPengen belajar AI tp bingung mulai dr yg mn ya? Boleh sarannya dong sob... AI utk video editing yg bgs apa?
BalasHapusHalo, sebelumnya maaf lama komen. Jadi sekalian mengucapin selamat tahun baru
BalasHapusNah balik ke postingan, saya pribadi setuju walau ada yang dirugikan seperti artist yang kena imbas AI. Tapi mengingat AI ini masih tools dan terus berkembang ditambah masyarakat awam seperti saya kurang mengerti hak cipta. Apalagi bisa cepat menyelesaikan tugas, rasanya opsi AI menjadi pilihan
Mungkin kalau mau mengahadapi AI, harus bisa bikin konten original. Tapi masalah tuk membuat konten gitu, membutuhkan usaha lebih
*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.