Selamat datang di malam puncak kejonesanmu, mblo! Gimana malam minggunya? Sendirian? Sepi? Merana? Sama! :v
Beberapa bulan yang lalu, gue memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi nan sengsara, yaitu SMA. Gue sudah mengira apa yang terjadi bakalan saat gue di SMA. Dari harga makanan di kantin yang semakin mahal sampai tugas yang semakin membabi-buta. Dan, sialnya, hampir semua perkiraan gue itu benar.
Tapi, yang mau gue ngomongin di sini adalah tentang PR-nya.
Tahun angkatan gue ini sekarang lagi pakai Kurikulum 2013 yang isinya kerja kelompok, diskusi, dan segala macem. Oke-oke aja sih kalau mau pakai Kurikulum 2013, asal jangan kita jangan jadi 'kelinci percobaan' lagi kayak beberapa tahun lalu; di mana yang awalnya pakai Kurikulum 2013 tiba-tiba dipindah lagi ke KTSP. Gak cuman sekolah yang kaget, para murid juga kaget.
Karena Kurikulum 2013 ini (sepertinya) mengedepankan ke arah sosialnya alias kerja kelompok, diskusi, dan lain sebagainya, maka otomatis PR-nya juga semakin banyak. Kita para murid seakan dipaksa seharian full untuk kerja tugas dari sekolah. Dan ini yang membuat gue gak setuju.
Semua murid di sekolah ada dalam usia-usia remaja, yang di mana memerlukan waktu untuk keluarga, waktu untuk istirahat, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan, PR-PR yang diberikan dari sekolah bisa saja merenggut semua waktu-waktu berharga itu. Kami bukanlah robot. Robot aja perlu di-charge kalau baterainya sudah habis, apalagi kami. Kami bukanlah robot yang gak punya keluarga, gak punya orang tua. Kami bukanlah robot yang tidak punya teman untuk diajak bermain. Sekali lagi, kami bukanlah robot.
Gue yakin bukan cuma gue yang ngalamin ini. Gue yakin banyak siswa-siswi kebanggaan Ibu Pertiwi yang juga ngalamin ini. Oke, kalau alasannya untuk menambah nilai. Tapi, bukannya semua pembelajaran harus tuntas di sekolah ya? I'm just remind you.
Gue lupa-lupa inget, ada salah satu pemimpin suatu daerah di Indonesia yang bakal menghapus PR dan study tour. Alasannya apa? Karena menurut beliau, anak-anak itu perlu waktu bersama dengan keluarga. Jadi, PR itu hanyalah penghambat. Beliau mengatakan pernyataan yang gue sangat setujui 100%, yaitu semua pembelajaran harus tuntas di sekolah. Malah beliau mengatakan begini (kalau tidak salah), "...ngomong aja gurunya males...". Masalah study tour, beliau mengungkapkan hal yang hampir sama dengan pernyataan beliau tentang PR "...ngomong aja gurunya mau rekreasi...".
Ah, rasanya mau pindah ke daerah yang beliau pimpin, euy!
Sekali lagi gue tekankan, anak-anak dalam masa pertumbuhan itu perlu waktu bersama keluarga, terutama orang tua. Karena, jika hubungan orang tua dengan anak itu baik, sudahlah, karakter anak juga bakalan baik. Jadi ya, gak salah kalau banyak sekarang anak-anak gak betah sama ortunya sendiri dan bahkan kurang ajar karena kurang baiknya hubungan anak dengan orang tuanya. Kenapa kok bisa jadi seperti itu? Ya karena itu tadi, ada yang seakan 'merenggut' waktu-waktu indah bersama orang tua mereka.
Anak-anak, khususnya remaja itu juga memerlukan waktu istirahat lebih karena banyak kegiatan lain selain sekolah yang harus dilakukan para remaja. Memang, seperti yang dikatakan Bang Haji Rhoma Irama kalau kita ini darah muda, tapi tetap aja kita juga bisa capek dan perlu waktu charge. Waktu charge itu gak sebentar, bisa jadi 2-3 jam. Bayangin aja, waktu sepadat itu apa cukup dimasukkan dalam slot 24 jam? Gue rasa kita perlu doa sama Tuhan biar waktu 1 hari jadi 30 jam kali ya.
Ini adalah posting tentang pendapat gue. Terserah kalian mau setuju atau tidak setuju. Terserah kalian mau mendukung atau malah mencela. Bukankah semua orang berhak berpendapat di Indonesia?
Kalau ada pihak yang terkait tentang masalah ke-kurikulum-an dan pendidikan di Indonesia yang lagi baca posting ini, mungkin posting ini bisa jadi evaluasi untuk pendidikan jaman sekarang. Gue yakin dengan sangat, pendidikan di Indonesia bakal jadi yang terdepan dalam waktu beberapa tahun ke depan. Maju terus pendidikan di Indonesia!
Tapi, yang mau gue ngomongin di sini adalah tentang PR-nya.
Tahun angkatan gue ini sekarang lagi pakai Kurikulum 2013 yang isinya kerja kelompok, diskusi, dan segala macem. Oke-oke aja sih kalau mau pakai Kurikulum 2013, asal jangan kita jangan jadi 'kelinci percobaan' lagi kayak beberapa tahun lalu; di mana yang awalnya pakai Kurikulum 2013 tiba-tiba dipindah lagi ke KTSP. Gak cuman sekolah yang kaget, para murid juga kaget.
Karena Kurikulum 2013 ini (sepertinya) mengedepankan ke arah sosialnya alias kerja kelompok, diskusi, dan lain sebagainya, maka otomatis PR-nya juga semakin banyak. Kita para murid seakan dipaksa seharian full untuk kerja tugas dari sekolah. Dan ini yang membuat gue gak setuju.
Semua murid di sekolah ada dalam usia-usia remaja, yang di mana memerlukan waktu untuk keluarga, waktu untuk istirahat, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan, PR-PR yang diberikan dari sekolah bisa saja merenggut semua waktu-waktu berharga itu. Kami bukanlah robot. Robot aja perlu di-charge kalau baterainya sudah habis, apalagi kami. Kami bukanlah robot yang gak punya keluarga, gak punya orang tua. Kami bukanlah robot yang tidak punya teman untuk diajak bermain. Sekali lagi, kami bukanlah robot.
Gue yakin bukan cuma gue yang ngalamin ini. Gue yakin banyak siswa-siswi kebanggaan Ibu Pertiwi yang juga ngalamin ini. Oke, kalau alasannya untuk menambah nilai. Tapi, bukannya semua pembelajaran harus tuntas di sekolah ya? I'm just remind you.
Gue lupa-lupa inget, ada salah satu pemimpin suatu daerah di Indonesia yang bakal menghapus PR dan study tour. Alasannya apa? Karena menurut beliau, anak-anak itu perlu waktu bersama dengan keluarga. Jadi, PR itu hanyalah penghambat. Beliau mengatakan pernyataan yang gue sangat setujui 100%, yaitu semua pembelajaran harus tuntas di sekolah. Malah beliau mengatakan begini (kalau tidak salah), "...ngomong aja gurunya males...". Masalah study tour, beliau mengungkapkan hal yang hampir sama dengan pernyataan beliau tentang PR "...ngomong aja gurunya mau rekreasi...".
Ah, rasanya mau pindah ke daerah yang beliau pimpin, euy!
Sekali lagi gue tekankan, anak-anak dalam masa pertumbuhan itu perlu waktu bersama keluarga, terutama orang tua. Karena, jika hubungan orang tua dengan anak itu baik, sudahlah, karakter anak juga bakalan baik. Jadi ya, gak salah kalau banyak sekarang anak-anak gak betah sama ortunya sendiri dan bahkan kurang ajar karena kurang baiknya hubungan anak dengan orang tuanya. Kenapa kok bisa jadi seperti itu? Ya karena itu tadi, ada yang seakan 'merenggut' waktu-waktu indah bersama orang tua mereka.
Anak-anak, khususnya remaja itu juga memerlukan waktu istirahat lebih karena banyak kegiatan lain selain sekolah yang harus dilakukan para remaja. Memang, seperti yang dikatakan Bang Haji Rhoma Irama kalau kita ini darah muda, tapi tetap aja kita juga bisa capek dan perlu waktu charge. Waktu charge itu gak sebentar, bisa jadi 2-3 jam. Bayangin aja, waktu sepadat itu apa cukup dimasukkan dalam slot 24 jam? Gue rasa kita perlu doa sama Tuhan biar waktu 1 hari jadi 30 jam kali ya.
Ini adalah posting tentang pendapat gue. Terserah kalian mau setuju atau tidak setuju. Terserah kalian mau mendukung atau malah mencela. Bukankah semua orang berhak berpendapat di Indonesia?
Kalau ada pihak yang terkait tentang masalah ke-kurikulum-an dan pendidikan di Indonesia yang lagi baca posting ini, mungkin posting ini bisa jadi evaluasi untuk pendidikan jaman sekarang. Gue yakin dengan sangat, pendidikan di Indonesia bakal jadi yang terdepan dalam waktu beberapa tahun ke depan. Maju terus pendidikan di Indonesia!
4 Komentar
ami sih setuju2 aja sama kamu, liat pr pelajar sd smp sma jaman sekarang emang makin numpuk
BalasHapusorang tua kan bakal kena imbas juga, toh kalo si anak pusing orang tua biasanya juga ikut pusing
Nah... :D
Hapuskan anda sering jadi tempat curhat saya yaa je ttg beginian...
BalasHapuskadang gw sehari cmn tidur 1-2 jam gara" ngerjain PR ataupun ulangan. udah gitu gurunya kalau ngasih soal ulangan sama PR itu kaya g mikirin asal ngasih aja, dan itu sempet bikin bete, soalnya akhir"nya ntar dapet nilai jelek (kan sebel yak). pake sekolah gw kaya full day school gitu sedih bgt.
#curhat
Iya sedih B.G.T yak.
Hapus*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.