News Ticker

image slider by WOWSlider.com v9.0

Bisakah dengan Cara yang Elegan?


UU Ciptaker a.k.a. Cipta Kerja a.k.a. Omnibus Law udah diketok palu ama DPR. Jujur ni ye, sebenernya gue gak paham maksudnya apa dan kenapa sampe banyak diprotes. Jadi, gue gak mau bahas tentang sikap gue mengenai hal ini yaaa.. Takut kalo salah. Kalo salah kan bisa 2 kemungkinannya, antara digebukin massa atau dimata-matai ama kang bakso aokwowkow :v.

Okay, sebelum lanjut dan sebelum terjadi salah paham (:v), lemme clarify kalo gue bukan buzzerRp loh yaaa :v. Gue nulis ini murni karena gue ingin ngungkapin apa yang ada di pikiran gue saat ini. Toh gue gak akan bahas tentang UU Ciptaker-nya kok.

Yang mau gue singgung di sini adalah cara ngungkapin ketidaksetujuan atas UU Ciptaker ini.

Hayuk kita liat postingan satu ini.


Ini gue udah cek di Google News, dan memang bener ini aksi unjuk rasa dalam rangka menuntut pembatalan UU Ciptaker.

Oke, gini. Setiap orang--tak terkecuali--punya hak untuk menyampaikan pendapatnya tanpa halangan. Semua orang berhak--bahkan sangat berhak untuk mengungkapkan pendapat, saran, bahkan protes dan kritikan sekalipun. Tapi, semua upaya pengungkapan pendapat itu wajib hukumnya disertai dengan sikap yang benar.

Iya, gue tau kemerdekaan buat ngungkapin pendapat itu adalah hak asasi manusia. Tapi, inget gak kalo yang punya hak asasi manusia itu gak cuma lo doang? Orang lain juga punya hak asasi dan wajib hukumnya untuk kita ngehargai hak asasi orang lain. Dan, kalian tau gak, dengan ngelaku'in aksi-aksi anarkis bin arogan kek gitu artinya kalian ndak ngehargai hak asasi orang lain.

Kok bisa, Mike? Kita ini lagi ngejuangin hak orang lain juga loh!

Gini, di sana kan tempat umum kan ya, otomatis banyak orang berkegiatan juga di sana. Dengan adanya aksi ini, orang-orang di sana jadi keganggu loh, baik kenyamanan maupun keamanan. Bisa dilogika kan ya? Masalah ngejuangin hak orang lain atau kepentingan luas, kan bisa pake cara yang baik-baik kan ya? Kan ndak perlu sampe ngerusak fasilitas umum yang ada kan ya? Bisa gak kita gunakan sifat asli 'ke-Indonesia-an' kita?

Indonesia ini bukan negara terpencil, sodara. Indonesia ini dikenal dunia, dan mata dunia juga tertuju ke Indonesia. Bisa gak kita tunjukin kalo Indonesia itu orang-orangnya ramah dan pandai dalam mengungkapkan pendapatnya?

Demo itu sah-sah aja. Demo atau unjuk rasa itu adalah salah satu cara untuk ngungkapin pendapat di negara demokrasi. Tapi, jangan pake aksi-aksi anarkis nan arogan, apalagi sampe ngerusak fasilitas yang ada. Tolong lah, fasilitas umum yang ada itu juga hasil dari uang kalian loh, uang pajak kalian. Dan, gak cuma uang pajak kalian sendiri, uang pajak orang lain juga loh. Jadi tolonglah hargai dan rawat fasilitas umum yang ada di sekitar kita.

Dan inget, kita ini masih pandemi loh. Kalo bisa jangan ngumpulin orang banyak-banyak. Saling menjaga aja lah.

Gak cuma yang di kehidupan offlen, di onlen. Bisa gak sih gak pake umpatan-umpatan yang gak ada manfaatnya? Kalian ngumpat di kolom komen, nge-upload protes kalian dengan postingan yang gak ada sifat 'Indonesia-Indonesianya' banget itu gak ada gunanya selain cuman ngegiring massa dan muncakin emosi. Kondisi ini udah keruh, jangan ditambahin keruh. Iya, gue tau kalian marah, jengkel, seakan protes kalian yang dulu-dulu gak didenger, tapi apa bener dengan cara seperti itu kalian numpahin kemarahan dan kejengkelan kalian? I think that's not a wise way.

Protes dan nge-kritik di dunia internet itu gak ada salahnya sama sekali, selama dilakukan dengan cara yang baik dan benar, tanpa keluar semua itu seisi kebun binatang. Inget, kita punya UU ITE loh. Ati-ati kalo mau ngungkapin unek-unek. Kudu bener caranya.

Jangan sampe juga dunia internasional mandang kita negara yang gak punya sopan santun gegara cuman cara kita ngungkapin protes dan kritik kita secara gak bener di dunia internet, termasuk di sosmed.

Masih ada kok cara lain. Kita bisa ngajuin banding ke hukum, ya meskipun gue gak tau gimana prosedurnya ya, tapi I think itu adalah langkah yang jauh lebih bijak. Setidaknya kan berjuang dengan cara dan berada di jalur yang benar serta langsung tepat sasaran. Ya gak?

Konklusi. Gue yakin kok orang Indonesia bisa ngungkapin pendapat dan kritiknya dengan baik dan dengan cara yang santun tanpa ngerugi'in orang lain. Seperti yang gue bilang, kalo mau demo ndak masalah, tapi plis dengan cara yang baik dan benar, tanpa aksi-aksi anarkis bin arogan yang ngerugi'in orang lain, tanpa acara ngerusak fasilitas umum, dan jangan lupa'in protokol kesehatan. Kalo mau ngungkapinnya secara maya, sah-sah aja. Tapi ya gunakan bahasa yang bener, tanpa ngumpat. Please, be elegant kalo mau nge-protes-in sesuatu. Suasana udah keruh, jangan ditambahin keruh.

Postingan ini hanyalah opini pribadi gue. Kalian gak gue paksa untuk setuju ama postingan ini. Feel free kalo mau keberatan.

Gimana pendapat kalian tentang masalah ini? Lemme know. Ayok kita GELUD AJA LAH diskusi'in di kolom komen di bawah. Gue tunggu! :D

Komen dong h3h3h3h3

11 Komentar

  1. Ada yg bilang dengan merusak dll, itu menunjukkan sedang ada kegagalan di negeri ini, biar keliat katanya, wkkw atuh kalo gitu mah sama-sama gagal kalo menurut gue ya wk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang demo kalau dinegeri sebrang sana, umumnya karena belum dapat jatah. Giliran dapat jatah ya sama sama melempem. Itu negeri sebran sana lo.
      kalau disini, semuanya amanah dan dapat dipercaya

      Hapus
  2. Saya juga setuju, kalau bisa demo yang elegan
    Sampaikan pendapat dengan baik.
    Soal diterima pendapatnya tau tidak ya harus legowo
    Sebenarnya saya sendiri juga tak begitu paham dengan UU itu.
    Merusak fasilitas umum, yang rugi kan diri sendiri juga. Nanti pajak digenjot lagi, demi membetulin itu yang rusak, ngeluh lagi kan.
    Kalau saya sebagai mandor proyek seh, senang-senang saja jika itu ada yang rusak. Pertanda saya mau dapat job proyek

    BalasHapus
  3. Demo dengan merusak fasilitas umum itu ngga benar karena merugikan orang banyak yang pakai fasilitas tersebut. Boleh saja sih demo tapi tertib dan tidak anarkis, tapi susah ya kalo tertib bukan demo namanya.

    BalasHapus
  4. aku salut dengan mereka yang unjuk rasa. Namun rasa salutku hilang ketika terjadi tindakan anarkis dan kerusuhan. Akhir-akhir ini sebuah unjuk rasa rentan untuk ditunggangi oleh provokator atau orang-orang yang punya kepentingan agar terjadi kerusuhan.

    "perang" ketika unjuk rasa juga terjadi di media sosial. Penggirigan opini selalu terjadi media sosial. Entah itu bertujuan untuk mengaburkan informasi yang sesungguhnya, atau menyebarkan informasi yang tidak benar atau hoaks.

    Tidak ada asap kalau tidak ada api, sikap pemerintah-DPR, polisi kadang juga menambah kekisruhan sebuah unjuk rasa. Ternyata UU yang baru disahkan beberapa hari yang lalu belum final, masih ada revisian di beberapa bagian. Sungguh aneh proses UU ini, terkesan sangat cepat untuk sebuah UU :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. "kijang satu masuk,"
      ini ada mas michael yang sudah standby di rumah.
      silakan dilihat tukang bakso yang mencurigakan mas, atau mungkin tukang cilok..wkwkwkk

      Hapus
  5. kamu masih seumuran adekku ya, hoho
    oh ya, itu sebaiknya url-nya jangan dibuat gandeng. dibuat kayak biasanya aja. kata-per-kata
    atau sengaja ya? hahaha

    hmmm
    kalau menurut aku, demo itu sah-sah aja... tapi demonya dilakukan oleh buruh, karena buruh bisanya menyampaikan aspirasi seperti itu. buruh gak bisa negosiasi, makanya diizinkan demo

    lah kalau mahasiswa demo? turun kelas dong. mahasiswa kan bisa menyampaikan aspirasi ya. ikut duduk di diskusi, talkshow, kajian, seminar, dll. kan jadi lebih elegan.

    kalau kayak gini mah mahasiswa bar-bar

    kecuali yang jaman Pak Harto dulu ya. wajar karena akses pers dan parpol kala itu sangat terbatas dan tertutup. layak bila mahasiswa turun ke jalan

    BalasHapus
  6. Ahahaha... Gimana ya Mas.
    Di satu sisi, Undang-Undang ini cukup buru-buru disahkan, sehingga banyak yang belum paham dan rawan terkena hoax.

    Trus di sisi lain, sebenarnya kalo nggak setuju ama Undang-Undang ini bisa dibatalin melalui pengadilan, tanpa harus untuk rasa.

    Tapi yang terjadi ya unjuk rasa juga, apalagi banyak hoax tentang undang-undang ini yang menyebar di tengah masyarakat.

    Parahnya lagi, unjuk rasa ini juga ditunggangi oleh oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan. Akhirnya ya seperti kita lihat, kerusuhan deh.

    BalasHapus
  7. Sebagai sorang pekerja, yang ada hubungannya dengan UU Ciptaker ini, gue juga setuju dengan komentar-komentar blogger lain di atas. Bahwa kita jangan merusak fasilitas umum yang sudah ada. Karena itu semua kan dibikin denga duit yang pasti tidak sedikit. Kalau terus-terusan seperti ini, gak bakal ada yang beres-beres. Saran aja, kalo demo coba dengan cara yang benar dengan tidak merusak fasilitas yang sudah dibangun untuk umum.

    BalasHapus
  8. aku juga nggak ngerti mike apaan yang diprotes hahaha
    ah wong baca pasalnya aja belum, gimana mau ngerti.
    banyak video yang beredar ketika mahasiswa diwawancara soal uu ini, lahh kok ngedabrus isinya hahaha

    BalasHapus
  9. pada saya, hal sebegini tidak patut berlaku lagi di tahun 2020. manusia semakin maju, teknologi semakin canggih tapi adab, budi pekerti, akhlak masih jauh ketinggalan zaman. so sad...

    BalasHapus

*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.